Pena Jurnalis | Padang — Upaya peningkatan kapasitas dan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam pembangunan daerah terus diperkuat. Salah satunya melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diselenggarakan di Hotel Axana Padang, Sabtu hingga Minggu, 13–14 Desember 2025.

Kegiatan Bimtek ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat PPM–LVRI, Berto Izaak Doko, yang didampingi Arthur L. Raja (Bidang Organisasi), Delwan Noer (Bidang Jiwa, Semangat, dan Nilai ’45), serta Randi P. (Bidang Koperasi/UMKM). Turut hadir Dr. M. Jamil sebagai narasumber, sementara Muzahar dari Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat bertindak sebagai moderator.
Pelaksanaan Bimtek tersebut diprakarsai oleh Ketua PPM–LVRI Provinsi Sumatera Barat, Yuda Putra Nak Rang Koto, yang juga menjadi tuan rumah kegiatan dengan melibatkan peserta dari berbagai kabupaten dan kota se-Sumatera Barat.

Dalam keterangannya, Yuda Putra menyampaikan bahwa terselenggaranya kegiatan ini merupakan hasil kerja keras bersama seluruh jajaran PPM–LVRI Sumatera Barat, serta dukungan dari Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, H. Ginno Irwan, melalui alokasi dana pokok-pokok pikiran (pokir).
“Berkat dukungan tersebut, kegiatan Bimtek ini dapat kita laksanakan dengan peserta sekitar 60 orang dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Selain itu, peserta juga mendapatkan uang transportasi, dan hak-hak anggota PPM–LVRI Sumatera Barat tetap dibayarkan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PPM–LVRI Pusat, Berto Izaak Doko, menegaskan bahwa PPM merupakan representasi generasi muda pejuang yang memiliki peran strategis sebagai agen perubahan sekaligus agen pengawas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, generasi muda memiliki kekuatan mental, idealisme, serta daya juang yang menjadi modal penting dalam mengawal arah pembangunan nasional, termasuk dalam mendukung Asta Cita.

“Memasuki era digital dengan arus informasi global yang semakin deras dan tanpa batas, generasi muda dihadapkan pada tantangan besar. Nilai-nilai asing yang tidak sejalan dengan moral dan budaya bangsa dapat dengan mudah diakses, sehingga perlu adanya pembentengan karakter,” tegasnya.

Ia menambahkan, tantangan utama saat ini adalah bagaimana membekali generasi muda agar tidak larut dalam dampak negatif kemajuan teknologi dan informasi. Sebab, generasi muda merupakan subjek pembangunan yang kelak akan menerima estafet kepemimpinan bangsa di masa depan.

“Oleh karena itu, penanaman dan pelestarian Jiwa, Semangat, dan Nilai ’45 harus terus dilakukan secara berkelanjutan agar jati diri bangsa tetap terjaga,” pungkasnya.

(Bustaman)